~

~ Sengkarut ide, serakan asa dan serpihan momen::

Rabu, 31 Oktober 2012

Memento



Setiap detik selalu berbunyi sama. Saban pagi tak pernah datang cepat atau terlambat. Waktu tak pernah terjungkal dalam tempo yang fals. Musim dingin tiba dengan  gigil dan musim panas  esok menyapu dengan sengat. Manusia selamat merasai waktu karena memahami betuh arti suasana. Suasana merawat ingatan. Tapi sedikit yang berani merasainya secara tuntas kala benar-benar sendiri.

Apakah kesendirian lebih menakutkan daripada Mephisto? Berani bertaruh, berapa banyak orang yang tidak ketakutan pada kesendirian? Barangkali dengan bersama kesendirian, setiap orang merasa tidak pernah tuntas dengan dirinya sendiri. Dan suasana membantu melengkapinya di dalam ingatan. Seorang bisa saja tiba-tiba dijenguk oleh ingatan; barangkali sekarang aku sudah di Paris, mungkin saat ini aku sudah bahagia, dan aku kini sedang duduk bersamamu…

Semuanya masih utuh di dalam denyut hidup: kasih sayang, kebencian, janji, dusta, pengkhianatan, harapan dan keputusasaan.  Kematian tidak sepenuhnya bisa memutus nyawa ingatan. Karena bagi saya, ia adalah cermin dari dua tujuan yang digapai banyak orang setelah mati: surga dan neraka.

Ia bisa teduh seperti bidadari yang senyumannya memaku pandanganmu. Ia juga bisa sadis seperti iblis yang tak bisa kau tolak jemari panjangnya melilit tubuhmu. 

Dalam suasana dan ingatan, manusia hidup sekaligus mati.

2 komentar: